Ragam
Lisan dan Ragam Tulis
Ragam bahasa pada pokoknya dapat dibagi dalam dua bagian,
yaitu ragam lisan dan ragam tulis. Tidak dapat kita hindari, bahasa Indonesia
ragam lisan sangat berbeda dari bahasa Indonesia ragam tulis. Kaidah atau
aturan yang berlaku bagi ragam lisan belum tentu berlaku bagi ragam tulis.
Kedua ragam itu berbeda, perbedaannya adalah :
1. Ragam
lisan mengharuskan adanya orang kedua, teman berbicara yang berada di depan
pembicara, sedangkan ragam tulis tidak mengharuskan adanya teman bicara berada
di depan.
2.
Dalam ragam lisan unsur-unsur seperti
subjek, predikat, dan objek tidak
selalu dinyatakan, sedangkan ragam tulis
diharuskan adanya unsur-unsur
itu. Kelengkapan unsur-unsur tersebut
dimaksudkan agar orang yang
diajak bicara mengerti isi dari tulisan itu. Contoh
ragam tulis ialah majalah, koran, dan tulisan-tulisan dalam buku.
3. Ragam lisan terikat pada kondisi, situasi,
ruang dan waktu. Misalnya, apa
yang kita bicarakan di dalam kelas akan berlaku
untuk saat itu saja.
Seseorang di luar kelas belum tentu dapat mengerti dengan
apa yang kita bicarakan. Sedangkan ragam tulis tidak terikat sama sekali,
misalnya sebuah buku yang ditulis pada tahun 1998 akan dapat dibaca dan
dipahami oleh orang yang hidup pada tahun 2014 dan seterusnya.
4. Ragam lisan dipengaruhi oleh tinggi
rendahnya dan panjang pendeknya suara, sedangkan ragam tulis dilengkapi dengan
tanda baca, dan huruf
miring.
Ragam
baku dan Ragam Tidak Baku
Ragam tulis dan ragam lisan terdiri atas ragam baku dan ragam
tidak baku. Ragam baku adalah ragam yang dilembagakan dan diakui oleh sebagian
besar warga masyarakat pemakainya sebagai bahasa resmi dan sebagai kerangka
rujukan norma bahasa dalam penggunaannya. Sedangkan, ragam tidak baku adalah
ragam yang tidak dilembagakan dan ditandai oleh ciri-ciriyang menyimpang dari
norma ragam baku. Jadi, ragam baku adalah ragam yang dijadikan tolak ukur
sebagai ragam yang baik dan benar. Ragam baku itu mempunyai sifat-sifat sebagai
berikut :
a.
Mantap
Mantap
artinya sesuai dengan kaidah bahasa. Jika kata rasa dibubuhi awalan pe-, akan terbentuk kata perasa. Kata raba dibubuhi pe- akan
terbentuk kata peraba. Oleh karena itu, menurut
kemantapan bahasa, kata rajin
dibubuhi awalan pe- akan menjadi perajin, nukan pengrajin.
b.
Dinamis
Dinamis
artinya tidak statis, tidak kaku. Bahasa baku tidak
menghendaki adanya bentuk
mati, kata langganan mempunyai makna
ganda, yaitu orang yang berlangganan dan toko tempat berlangganan.
c.
Cendekia
Ragam
baku bersifat cendekia karena ragam baku dipakai pada tempat
tempat resmi. Di
samping itu, ragam baku dapat dengan tepat memberikan
gambaran apa yang ada
dalam otak pembicara atau penulis. Selanjutnya,
ragam baku dapat memberikan
gambaran yang jelas dalam otak pendengar atau pembaca. Contoh kalimat yang
tidak cendekia :
Rumah sang jutawan yang aneh akan
dijual.
Frasa
rumah sang jutawan yang aneh
mengandung konsep ganda, yaitu rumahnya yang aneh atau sang jutawan yang aneh.
Agar menjadi cendekia, kalimat tersebut harus diperbaiki sebagai berikut.
1) Rumah
aneh milik sang jutawan akan dijual.
2) Rumah
milik sang jutawan aneh akan dijual
d.
Seragam
Pada
hakikatnya, proses pembakuan bahasa ialah proses penyeragaman bahasa. Dengan
kata lain, pembakuan bahasa adalah pencarian titik-titik keseragaman. Pelayan kapal terbang dianjurkan untuk
memakai istilah pramugara dan pramugari.
Contoh
Ragam Lisan dan Tulisan
Berikut ini adalah perbandingan wujud bahasa Indonesia ragam
lisan dan ragam tulis. Perbandingan ini didasarkan atas perbedaan penggunaan
bentuk kata, kosakata dan struktur kalimat.
Ragam
Lisan
a) Penggunaan Bentuk Kata
1. Mereka
main sepakbola di lapangan.
2. Ibu
sedang nyapu pekarangan rumah.
3. Ikhwan
sedang ketik makalah untuk tugas
sekolahnya.
4. Satpam
itu tugas jaga rumah pada malam ini.
5. Saya
ngelihat peristiwa itu dengan jelas.
Ragam
Tulisan
a) Penggunaan Bentuk Kata
1. Mereka
bermain sepakbola di lapangan.
2. Ibu
sedang menyapu pekarangan rumah.
3. Ikhwan
sedang mengetik makalah untuk tugas sekolahnya.
4. Satpam
itu bertugas menjaga rumah pada malam
ini.
5. Saya
melihat peristiwa itu dengan jelas.
Ragam
Lisan
b) Penggunaan Kosakata
1. Pekerjaan
itu agak macet disebabkan karena keterlambatan
dana yang diterima.
2. Jadwal
ujian ini gak boleh dirubah lagi.
3. Kami
juga nemui jalan buntu pada penelitian itu.
Ragam
Tulisan
b) Penggunaan Kosakata
1. Pekerjaan
itu agak macet disebabkan oleh keterlambatan
dana yang diterima.
2. Jadwal
ujian ini tidak boleh diubah lagi.
3. Kami
juga menemukan jalan buntu pada
penelitian itu.
Ragam
Lisan
c) Penggunaan Struktur Kalimat
1. Karena terlalu
banyak saran berbeda-beda sehingga ia
makin bingung untuk menyelesaikan pekerjaan itu.
2. Walaupun mahasiswa
harus belajar sungguh-sungguh, namun mereka
tidak dilarang berpacaran.
3. Masalah
ekonomi sangat tergantung kepada moneter internasional.
Ragam
Tulisan
c) Penggunaan Struktur Kalimat
1. Karena terlalu
banyak saran berbeda-beda, ia makin bingung untuk menyelesaikan
pekerjaan itu.
2. Walaupun mahasiswa
harus belajar sungguh-sungguh, mereka tidak dilarang berpacaran.
3. Masalah
ekonomi sangat bergantung pada moneter internasional.
Sumber
: Arifin,
E Zaenal dan S. Amran Tasai. Bahasa Indonesia : Sebagai Mata Kuliah
Pengembangan Kepribadian. Jakarta : Pustaka Mandiri. 2012