Setiap negara maupun wilayah/daerah
pastinya memiliki seseorang yang berpengaruh didalamnya, tak terkecuali negeri
kita tercinta Republik Indonesia. Mungkin salah satu orang yang paling berpengaruh menurut pandangan
saya adalah Iwan Fals, karena dia adalah idola saya yang sering memberikan
inspirasi kepada orang-orang melalui lagu-lagunya. Di mulai dari lagu yang kritis
akan sistem pemerintahan, motivasi hidup maupun percintaan kepada sesama.
Lewat lagu-lagunya, ia memotret
kehidupan dan sosial-budaya di akhir tahun 1970-an hingga sekarang. Kritik atas
perilaku sekelompok orang (seperti Wakil Rakyat, Tante Lisa), empati bagi
kelompok marginal (misalnya Siang Seberang Istana, Lonteku), atau bencana besar
yang melanda Indonesia (atau kadang-kadang di luar Indonesia, seperti Ethiopia)
mendominasi tema lagu-lagu yang dibawakannya. Iwan Fals tidak hanya menyanyikan
lagu ciptaannya tetapi juga sejumlah pencipta lain.
Pada kesempatan kali ini saya akan coba
untuk membuat ringkasan biografi Iwan Fals yang saya ketahui. Iwan Fals yang bernama
asli Virgiawan Listanto lahir di Jakarta pada 3 September 1961 dari pasangan
Haryoso (ayah)(almarhum) dan Lies (ibu). Masa kecilnya dihabiskan di Bandung,
bakatnya mulai terasah pada usia 13 tahun dan satu-satunya temennya yang paling
dekat adalah gitarnya. Dia menghabiskan masa-masa kecilnya dengan mengamen
sepanjang hari.
Setelah mencoba beberapa kali untuk
rekaman akhirnya dia mulai dikenal oleh khalayak luas dengan lagu “Sarjana Muda”
nya, kemudian dia sempat masuk televisi setelah tahun 1987 lagu Oemar Bakri
sempat ditayangkan di TVRI. Selama Orde Baru, banyak jadwal acara konser Iwan
yang dilarang dan dibatalkan oleh aparat pemerintah, karena lirik-lirik lagunya
yang kritis.
Saat bergabung dengan kelompok SWAMI
dan merilis album bertajuk SWAMI pada 1989, nama Iwan semakin meroket dengan
mencetak hits Bento dan Bongkar yang sangat fenomenal. Perjalanan karir Iwan
Fals terus menanjak ketika dia bergabung dengan Kantata Takwa pada 1990 yang di
dukung penuh oleh pengusaha Setiawan Djodi. Konser-konser Kantata Takwa saat
itu sampai sekarang dianggap sebagai konser musik yang terbesar dan termegah
sepanjang sejarah musik Indonesia.
Karena kesederhanaannya dia pun menjadi
panutan para penggemarnya yang tersebar di seluruh Nusantara. Para penggemar
fanatik Iwan Fals bahkan mendirikan sebuah yayasan pada tanggal 16 Agustus 1999
yang disebut Yayasan Orang Indonesia atau biasa dikenal dengan seruan Oi.
Yayasan ini mewadahi aktifitas para penggemar Iwan Fals. Hingga sekarang kantor
cabang Oi dapat ditemui setiap penjuru Nusantara dan beberapa bahkan sampai ke
mancanegara.
Iwan menikahi Rosanna (Mbak Yos) dan
mempunyai anak Galang Rambu Anarki (almarhum), Annisa Cikal Rambu Basae, dan
Rayya Rambu Robbani. Dia sekarang tinggal di Desa Leuwinanggung No.19 RT.01 RW.02
Cimanggis, Depok 16956. Pada pembuatan salah satu lagu Iwan Fals memasukan nama
anaknya Galang, berjudul Galang Rambu Anarki pada album Opini , yang bercerita
tentang kegelisahan orang tua menghadapi kenaikan harga-harga barang sebagai
imbas dari kenaikan harga BBM pada awal tahun 1981 yaitu pada hari kelahiran
Galang (1 Januari 1981).
Galang Rambu Anarki meninggal pada
bulan April 1997 secara mendadak yang membuat aktifitas bermusik Iwan Fals
sempat vakum selama beberapa tahun. Galang dimakamkan di pekarangan rumah Iwan
Fals di desa Leuwinanggung Bogor Jawa Barat sekitar satu jam perjalanan dari
Jakarta. Sepeninggal Galang, Iwan sering menyibukkan diri dengan melukis dan
berlatih bela diri.
Pada tahun 2002 Iwan mulai aktif lagi
membuat album setelah sekian lama menyendiri dengan munculnya album Suara Hati
yang di dalamnya terdapat lagu Hadapi Saja yang bercerita tentang kematian
Galang Rambu Anarki. Pada lagu ini istri Iwan Fals (Yos) juga ikut
menyumbangkan suaranya. Selepas anak pertamanya tiada, penampilan Iwan Fals
juga berubah total. Iwan Fals mencukur habis rambut panjangnya hingga gundul.
Sekarang dia berpenampilan lebih bersahaja, rambut berpotongan rapi disisir
juga kumis dan jenggotnya dihilangkan. Dari sisi pakaian, dia lebih sering
menggunakan kemeja yang dimasukkan pada setiap kesempatan tampil di depan
publik, sangat jauh berbeda dengan penampilannya dahulu yang lebih sering
memakai kaus oblong bahkan bertelanjang dada dengan rambut panjang tidak
teratur dan kumis tebal.
Mungkin hanya itu yang dapat saya
ceritakan tentang kehidupan idola saya serta legenda Indonesia, semoga biografi
singkat ini dapat memotivasi serta memberi kita inspirasi dalam menjalani hidup
yang kadang tak adil ini “SALAM OI SALAM SATU JIWA”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar